SOSIALISASI PENGOLAHAN SAMPAH RT 07 CISITU LAMA
Jumat, 20 April 2012
Pukul 18.30 s.d 21.15 WIB
Peserta :
1.
Bapak Ali (Moderator)
2.
Bapak Wawan (Ketua RT
07)
3.
Bapak Sukiman
4.
Bapak Oyo
5.
Bapak Edi
6.
Bapak Yaya
7.
Bapak Hidayat
8.
Bapak RW
9.
Bapak Mantan RW
10.
Bapak RT 06
11.
Ibu Mun
12.
Ibu Lia
13.
Ibu Odah
14.
Agus Badra DKK
15.
Tim CARCIS
Pemaparan :
1.
Pembukaan oleh
Moderator
2.
Sambutan Ketua RT
“RT 07 belum berani
bergerak lebih jauh karena belum mendapatkan solusi yang sesuai “
3.
Sambutan Perwakilan RW
“Sudah ada usaha untuk
menangani sampah karena cukup banyak yang complain (sebut saja Ibu Mun, yang tinggal di daerah
pembuangan sampah)”
“Harapan : Langkah ini
(read: pengolahan sampah) bisa menjadi nyata”
- Penjelasan dari Darmadi
mengenai Gambaran Pengolahan Sampah
5.
Presentasi dari Mirna
mengenai 3R
7.
DISKUSI
Agus Badra : Tertarik dengan
kompos yang dikaitkan dengan MCK, bagaimana mekanismenya?
Mirna :
Kompos lebih mudah menyerap air, sehingga mengurangi bau
Pak
Wawan :
Media kompos apakah bisa menggunakan tong? Bagaimana strukturnya?
Darmadi :
Pada dasarnya, pembuatan kompos dapat dibuat secara mandiri maupun kolektif.
Untuk pembuatan kompos secara mandiri dapat dibuat dengan media tong
dengan ditambahkan pipa paralon sebagai saluran udara.
Bapak Sukiman :
Sampah masih menjadi permasalahan, namun yang jadi masalah besar di Cisitu Lama
adalah sampah yang menumpuk merupakan sampah yang tidak bisa di apa-apakan
lagi.
Pak
Wawan :
Semoga ini dapat dijadikan sebagai langkah awal untuk keberlanjutan pengelolaan
sampah. Ini pun dapat dijadikan sebagai motivasi untuk generasi muda untuk
meneruskan pengelolaan sampah. Diharapkan, pengelolaan sampah ini nantinya
dapat membuat Pak Oyo memperoleh penghasilan yang tetap
Bapak Sukiman :
Sampah yang sudah ada bisa dijadikan pupuk atau tidak?
Darmadi : Sampah plastik tidak
dapat digunakan sebagai pupuk, yang sudah dibakar (plastic) dapat dijadikan
batu bata.
Bapak
Edi : Pembuatan kompos
sudah sempat terlaksana, namun tidak dilanjutkan. Saran: pembuatan kompos
jangan dulu dilakukan di masing-masing rumah, namun dilakukan secara masal. Masih
perlu penyadaran masyarakat mengenai hal ini. Secara pribadi saya setuju dengan
program ini karena dapat membuat RT 07 menuju lebih baik.
Pak Wawan : Akan dibuat
pengomposan di daerah sekitar rumah pak Oyo (Read: tempat pembuangan sampah
selama ini), namun perlu ada partisipasi warga. Selanjutnya aka nada
pengolektifan dalam pengangkutan sampah, 1 minggu 3 x (opsi). Hal tersebut akan
berakibat, akan adanya retribusi sampah. Saya mengadopsi sistem yang berada di
Cimbuleuit, walaupun di sana masih belum ada sistem pengolahan sampah (read:
pemisahan). Oleh karena itu, nantinya, akan diadakan pembagian tong sampah.
Tim sudah disiapkan, walaupun masih ‘tulis
tembong’. Saya meminta bantuan kepada pihak CARCIS (^.^) untuk melatih ibu-ibu
PKK dalam membuat kerajinan, dibantu oleh Pak Edi.
Pak RT
06 : Pembakaran sampah
sekarang (sebut saja pohon) dapat dijadikan apa?
Darmadi
:
loc cit
Pak Wawan : Program pembuatan
bata mungkin dapat diterapkan karena kebutuhan akan bata di RT 07 sendiri
sangat meningkat. Akan dibuat tim retribusi sampah.
Ibu
Lia : Sistem retribusi dulu
sudah sempat dilaksanakan, walaupun masih orang-perorangan oleh saya. Namun
karena saya memiliki kesibukan lain,
sistem tersebut tidak dapat berjalan secara ‘kontinu’. Saat itu juga terjadi
miskomunikasi antara bu Lia dengan warga mengenai pembayaran retribusi.
Pak
Edi : Saya bisa bantu dalam
pembuatan kerajinan.
Mantan RW : Dalam hal pengelolaan
retribusi sampah, perlu juga diperhatikan:
a.
Jarak antara rumah
dengan penampungan sampah
b.
Perhitungan biaya
retribusi dilakukan berdasarkan jumlah jiwa di setiap rumah.
c.
Sosialisasi perihal
retribusi kepada warga, baik melalui selebaran ataupun penyampaian melalui
lisan oleh ibu-ibu yang hadir pada pertemuan malam ini.
d.
Ada petugas khusus,
agar tertib administrasi perlu dibuat kartu iuran(anggota)
e.
Perlu adanya laporan
ke masyarakat sebagai pertanggungjawaban atas kepercayaan yang telah diberikan.
f.
Kresek (saja dulu)
sebagai media pemilahan sampah
g.
Modal yang berasal
dari biaya pendaftaran
h.
Penarikan bisa 1
minggu 1x ataupun 1 minggu 3x.
i.
Mahasiswa dapat
dilibatkan dalam kegiatan ini.
Pak
Wawan :
Selain itu, sarana pengangkutan pun harus dipersiapkan. Di RT 07 ada 2 trolley,
namun terkendala dengan sarana jalan yang tidak memadai (read: sempit dan
miring). Perlu dibuat trolley kecil.
Kepanitiaan:
1.
Tim Kolektif
sampah : Pak (Oyo, Yaya,
Hidayat, Nandang), akan dilakukan pembagian
wilayah. Libatkan pemuda!
2.
Administrasi
: Pak Ali, Pak Hendra, Ibu Lia
3.
Tim
Kompos : Tim Kolektif sampah (double job)
4.
Bank
Sampah
: Kang Gareng
5.
Recycle : Pak Edi, Ibu-ibu PKK
Akan diberikan kesempatan
untuk RT lain untuk mengikuti kegiatan ini. Apabila sebelumnya sudah dilakukan
retribusi, maka biaya retribusi nantinya tidak boleh lebih kecil daripada biaya
retribusi sebelumnya.
Darmadi :
Selain konsen ke masalah sampah, aka nada juga Bidang Pendidikan yang akan
diangkat sebagai media pembelajaran baik akademis maupun moral (ex: pemilahan
sampah sejak dini)
Pak
RW : Pendapatan di RW perbulannya 500ribu per
bulan yang dibagi untuk 10 program.
“Masih
banyak mahasiswa yang Cuma numpang tidur di Cisitu Lama”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar