Kamis, 10 Mei 2012


KONSULTASI DENGAN PAKAR
14 FEBRUARI 2012

Sebelum mengadakan kumpul perdana pada 8 Maret 2012, dilakukan konsultasi dengan Pak Akhmad Zainal Abidin atau yang akrab disapa pak Zainal. Beliau adalah salah satu dosen Teknik Kimia ITB.

Berikut ini hasil diskusi kami dengan Pak Zainal pada 14 Februari 2012:

Bagaimana sebenarnya pengklasifikasian sampah yang benar?

1.   Sampah yang dapat membusuk
2.   Sampah yang dapat di-recycle (plastik, kaca, besi/logam)
3.   Sampah yang dibakar
4.   Sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Dalam pengelolaan sampah, khususnya sampah rumah tangga, bagaimana metode yang sebaiknya diterapkan?


1.         Sampah harus berada di dalam rumah.
2.         Setiap kelurahan punya tempat pengolahan sampahnya sendiri, jadi tidak perlu semacam TPA yang sampahnya menumpuk.
3.         Pengangkutan sampah berdasarkan jenisnya dan di waktu tertentu saja.
4.         Penanganan sampah busuk melalui biometanase. Ukuran diperkecil, dimasukkan ke dalam reaktor. Lama sampah dalam reaktor kurang lebih 30 hari. Dari biometanase ini dapat diperoleh gas metan, air bersih (pure water), dan sisa padat sebagai kompos.
5.         Penanganan sampah recycle bermacam-macam bergantung jenisnya. Plastik dapat dipadukan dengan aspal agar ketahanannya lebih baik, selain itu juga dapat dikonversi menjadi bensin. Jenis plastik yang menghasilkan dioksin adalah PVC dan Polystirene.
6.         Sampah bakar adalah golongan sampah yang sudah tidak dapat diolah lagi, sehingga satu-satunya cara hanya dibakar
7.         Sampah B3 dilakukan oleh tim ahli yang akan dipekerjakan khusus untuk menangani hal ini.
8.         Diperlukan manajer untuk mengawasi dan mengelola tim pemulung berdasi.
9.         Diperlukan data mengenai volume dan jenis sampah.
10.     Lebih baik lagi jika penanganan sampah busuk dapat dilakukan di tiap rumah penduduk dengan adanya reaktor khusus (alternatif takakura).

Setelah berdiskusi dengan pakarnya, diskusi pun dilanjutkan pada sore harinya bersama Pak Wawan Ketua RT 07 Cisitu bersama Kang Riki. Diskusi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai apa yang terjadi dan pernah dilakukan terkait masalah ini.

Berikut ini hasil diskusi dengan Pak Wawan Ketua RT 07 Cisitu bersama Kang Riki (14 Februari 2012, 18.30 – 20.30):


Pak Wawan

Terkait dengan masalah sampah ini, sebelumnya pak Wawan sudah pernah menawarkan kerjasama ke PMPN, hanya saja budget maksimal dari PMPN Rp 9juta. Padahal, proyek pengelolaan sampah ini membutuhkan dana kurang lebih Rp 15jt. Untuk menutupi kekurangan itu, pak Wawan disarankan untuk meminta anggaran dana dari pemerintah kota. Proposal pun kemudian dibuat dan diajukan. Namun, oknum pemerintah kota meminta persentase (setiap lewat satu orang ada potongannya). Ini membuat pak Wawan (setelah berunding lagi dengan pengurus RT setempat) menolak dan tidak jadi mengajukan proposalnya karena takut jika dilakukan penyidikan malah terbawa ke dalam masalah hukum.

Kang Riki

Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) sekarang mahal. Oleh karena itu kebanyakan anak di wilayah ini tidak mampu mencicipi TK. Sebagai solusinya, daripada anak-anak bermain-main saja, diupayakanlah pembangunan TK/PAUD. Rencananya penyelenggaraannya hanya 3 hari seminggu dan hanya di pagi hari. Pada siang dan sore hari, tempat bisa digunakan untuk bimbingan belajar SD-SMP-SMA. Untuk mewujudkan hal ini, dibutuhkan SDM yang maumengajar khususnya mata pelajaran matematika dan fisika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar