KONSULTASI DENGAN PAKAR
14
FEBRUARI 2012
Sebelum
mengadakan kumpul perdana pada 8 Maret 2012, dilakukan konsultasi dengan Pak Akhmad Zainal Abidin atau yang akrab disapa pak
Zainal. Beliau adalah salah satu dosen Teknik Kimia ITB.
Berikut ini hasil diskusi kami dengan
Pak Zainal pada 14 Februari 2012:
Bagaimana
sebenarnya pengklasifikasian sampah yang benar?
1. Sampah yang dapat membusuk
2. Sampah yang dapat di-recycle (plastik, kaca, besi/logam)
3. Sampah yang dibakar
4. Sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Dalam pengelolaan sampah, khususnya sampah
rumah tangga, bagaimana metode yang sebaiknya diterapkan?
1.
Sampah harus
berada di dalam rumah.
2.
Setiap kelurahan
punya tempat pengolahan sampahnya sendiri, jadi tidak perlu semacam TPA yang
sampahnya menumpuk.
3.
Pengangkutan
sampah berdasarkan jenisnya dan di waktu tertentu saja.
4.
Penanganan sampah
busuk melalui biometanase. Ukuran diperkecil, dimasukkan ke dalam reaktor. Lama
sampah dalam reaktor kurang lebih 30 hari. Dari biometanase ini dapat diperoleh
gas metan, air bersih (pure water), dan sisa padat sebagai kompos.
5.
Penanganan sampah
recycle bermacam-macam bergantung jenisnya. Plastik dapat dipadukan dengan
aspal agar ketahanannya lebih baik, selain itu juga dapat dikonversi menjadi
bensin. Jenis plastik yang menghasilkan dioksin adalah PVC dan Polystirene.
6.
Sampah bakar
adalah golongan sampah yang sudah tidak dapat diolah lagi, sehingga
satu-satunya cara hanya dibakar
7.
Sampah B3
dilakukan oleh tim ahli yang akan dipekerjakan khusus untuk menangani hal ini.
8.
Diperlukan
manajer untuk mengawasi dan mengelola tim pemulung berdasi.
9.
Diperlukan data
mengenai volume dan jenis sampah.
10. Lebih baik lagi jika penanganan sampah busuk
dapat dilakukan di tiap rumah penduduk dengan adanya reaktor khusus (alternatif
takakura).
Setelah
berdiskusi dengan pakarnya, diskusi pun dilanjutkan pada sore harinya bersama
Pak Wawan Ketua RT 07 Cisitu bersama Kang Riki. Diskusi ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran mengenai apa yang terjadi dan pernah dilakukan terkait
masalah ini.
Berikut ini hasil diskusi dengan Pak Wawan Ketua RT 07 Cisitu
bersama Kang Riki (14 Februari 2012, 18.30 – 20.30):
Pak Wawan
Terkait dengan masalah sampah
ini, sebelumnya pak Wawan sudah pernah menawarkan kerjasama ke PMPN, hanya saja
budget maksimal dari PMPN Rp 9juta. Padahal, proyek pengelolaan sampah ini
membutuhkan dana kurang lebih Rp 15jt. Untuk menutupi kekurangan itu, pak Wawan
disarankan untuk meminta anggaran dana dari pemerintah kota. Proposal pun
kemudian dibuat dan diajukan. Namun, oknum pemerintah kota meminta persentase
(setiap lewat satu orang ada potongannya). Ini membuat pak Wawan (setelah
berunding lagi dengan pengurus RT setempat) menolak dan tidak jadi mengajukan
proposalnya karena takut jika dilakukan penyidikan malah terbawa ke dalam
masalah hukum.
Kang Riki
Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK)
sekarang mahal. Oleh karena itu kebanyakan anak di wilayah ini tidak mampu mencicipi
TK. Sebagai solusinya, daripada anak-anak bermain-main saja, diupayakanlah
pembangunan TK/PAUD. Rencananya penyelenggaraannya hanya 3 hari seminggu dan
hanya di pagi hari. Pada siang dan sore hari, tempat bisa digunakan untuk
bimbingan belajar SD-SMP-SMA. Untuk mewujudkan hal ini, dibutuhkan SDM yang maumengajar
khususnya mata pelajaran matematika dan fisika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar